Jumat, 01 April 2011

postheadericon Bahan Tambahan makanan (Zat Aditif)

Makanan adalah hal yang kita butuhkan setiap hari untuk memperoleh energi supaya dapat beraktivitas dengan baik. Banyak cara kita lakukan agar dapat merasakan makanan yang enak dan menggugah selera, salah satunya dengan menambahkan bahan tambahan makanan.

Bahan Tambahan Makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada makanan yang di hasilkan atau diproduksi agar makanan lebih awet,mempebaiki penampilan dan rasa. Menurut SK.Menkes No.722 / Menkes / Per /1X /88 Tgl .20-9-1988 yang dimaksud bahan tambahan makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain:
Bahan pewarna, Pengawet, Penyedap Rasa, Anti Gumpal, Pemucat dan Pengental.

Bahan tambahan makanan bisa berupa bahan alami maupun bahan kimia. Bahan tambahan makanan alami yang biasa digunakan antara lain daun suji atau kunyit sebagai pewarna makanan, garam, gula dan merica sebagai penyedap.Tetapi penggunan bahan tambahan alami akan menambah ongkos produksi,dan sifat pewarna alami tidak homogen karena warna yang di hasilkan tidak stabil. Industri makanan lebih memilih bahan tambahan makanan dari bahan kimia, karena selain biaya yang lebih murah, hasil yang didapat pun maksimal.
 tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah:
1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan kualitas makanan.
5.Menghemat biaya.

Diperkirakan organ pencernaan manusia semasa hidupnya mengolah makanan sebanyak 100 ton (100.000kg). Jumlah tersebut tidak semuanya merupakan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh akan tetapi juga ikut serta zat-zat berbahaya terutama Food Additive atau Bahan Tambahan Makanan (BTM).Sebenarnya penggunaan bahan tambahan makanan dibolehkan saja asalkan tidak membahayakan tubuh, dan dipakai sesuai takaran yang benar.Tubuh manusia tidaklah diciptakan untuk diekspos dengan tingkat kimia dari BTM yang seperti sekarang ini yang kita alami.Pada sebagian orang BTM tidak menimbulkan masalah tetapi beberapa BTM dapat menimbulkan reaksi seperti:
a.      Masalah pencernaan   : diare dan sakit perut
b.      Masalah saraf               : hiperaktiv, insomia, iritasi
c.       Masalah pernafasan    : asma , sinusitis
d.      Masalah kulit                  : gatal-gatal, bengkak, ruam

Bahkan ada sebagian BTM yang bersifat terakumulasi dalam tubuh dan bisa menyebabkan efek karsinogenik, ataupun efek toksik. Terlebih lagi dewasa ini marak beredar makanan yng mengandung zat yang berbahaya.misalnya pemakaian boraks atau formlin untuk pengawet baso, rhodamin B untuk pewarna , dan melanin dalam susu formula bayi.

Syarat bahan tambahan makanan :
1. harus aman
2. tidak membahayakan kesehatan.
3. memenuhi persyaratan mutu dan kemurnian.
4. penggunaan dibatasi untuj tujuan tertentu saja yang tidak dapat dicapai dengan cara lain.
5. penggunaan untuk makanan tertentu, maksud tertentu dan kadar serendah mungkin.
Meskipun dosis penggunaan setiap BTM ditetapkan pada kadar aman bagi manusia, namun kelebihan dosis dapat terjadi karena konsumsi makanan hasil olahan pabrik setiap harinya sangat beragam. Kelebihan dosis dan perbedaan daya tahan tubuh menentukan tingkat dampak negatif BTM bagi kesehatan. Yang paling banyak terkena dampaknya adalah anak-anak karena jaman sekarang banyak sekali  jajanan yang mengandung Bahan Tambahan Makanan, terlebih lagi organ detoks anak-anak belum se-efektif organ detoks orang dewasa.Sangat disayangkan, di banyak keluarga, anak-anak justru yang lebih banyak mengkonsumsi makanan kemasan (contohnya snack, biskuit, cereal, chips, dll) sehingga BTM ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap mereka.
Meninggalkan makanan/minuman hasil olahan pabrik atau sajian restoran tentu tidak mungkin dilakukan, oleh karena itu kita hanya bisa mengurangi frekuensi mengkonsumsi makanan yang mengandung BTM, dan menjaga kesehatan organ pencernaan dengan cara:
1. Mengkonsumsi serat yang cukup serta makanan bersifat prebiotik untuk mengurangi tertinggalnya zat-zat berbahaya dari makanan dalam tubuh.
2. Mengimbangi zat-zat berbahaya tersebut dengan perlindungan alami seperti bahan-bahan antioksidan. Bahan-bahan antioksidan tersedia banyak pada sayur-sayuran, buah dan biji-bijian. Contoh antioksidan pada bahan makanan adalah vitamin E, Tokoferol, Asam Ascorbat, Flavonoid dan lain-lain.
3. Memperbanyak konsumsi makanan olahan dari pada makanan cepat saji.
4. Orang tua harus bisa menyediakan makanan yang bernutrisi dan menarik untuk dikonsumsi anak,agar anak tidak banyak jajan diluar. Karena saingannya adalah jajanan dengan kemasan yang menarik dan rasanya yang enak.
 Akhirnya kembali kepada diri kita, sebagai konsumen kita harus lebih bijak memilih makanan yang layak untuk disajikan dan dikonsumsi untuk kita dan keluarga kita, jangan hanya melihat dari kemasan dan rupanya yang menarik tetapi harus dilihat pula kandungan gizinya dan manfaatnya untuk tubuh kita.Kalau saya pribadi sih lebih senang menyantap makanan buatan mamah yang sudah pasti aman, enak, dan dibuat dengan penuh kasih sayang hehe.. bagaimana dengan anda?

 

0 komentar:

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Blog Archive

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Total Tayangan Halaman

studi farmasi. Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
purwanti
bandung, jawa barat, Indonesia
Fresh graduate apoteker yang sedang berjuang untuk istiqomah, bercita-cita masuk surga, masih berjuang jadi manusia yang berguna dan selalu lebih baik dari hari kemarin, senang mencoba hal baru.kegiatan ngeblog sebagai sarana berbagi ilmu juga sebagai sarana belajar .suka membaca dan cinta indonesia ^^
Lihat profil lengkapku

Followers